Rabu, 25 November 2015

Tugas Kriya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan memperhatikan aspek fungsional dan nilai seni sehingga Seni kriya termasuk dari karya senirupa terapan nusantara. Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan emosional).      
      Istilah “seni kriya‟ berasal dari akar kata “kriya‟ (bahasa Sanskerta) yang berarti “mengerjakan‟; dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata : karya, kriya, kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek. Dalam pengertian berikutnya semua hasil pekerjaan termasuk berbagai ragam keteknikannya disebut “seni kriya‟.(Timbul Haryono,2002).
1.1.1 Unsur Karya Seni Kriya
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan
Ø Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Ø Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Ø Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
1.1.2  Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.
     Seni kriya estetis, Dibuat untuk dinikmati keindahannya saja, untuk  interior rumah. Karya ini bisa berwujud dua dimensi maupun tiga dimensi. Karya seperti ini semata – mata berasal dari daya imajinasi pencipta.
Nilai Estetik timbul dari seberapa indah suatu objek yang di lihat oleh kita,Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut.
     Nilai Estetika biasa nya ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat.
     Bidang seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para pendengar musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai Estetik.
1.2 Konsep Penciptaan
      Konsep penciptaan ini terisnpirasi seekor burung hantu, burung hantu Oleh bangsa Indian, burung hantu dianggap sebagai penolong dan perlambang kebijaksanaan, ia jarang berkicau. mazdiro.wordpress.com & Burung Hantu Burung Raja Mitos _ Alamendah's Blog.html
      Dari sini konsep itu terbentuk, selain simpel dan unik dalam pembuatannya pun juga tidak memakan banyak bahan karna bentuknya kecil dan menarik. Bahan-bahan yang di perlukan pun juga sangat mudah di dapat, misalkan gunting, botol coca cola ukuran 300L, cutter, cat akrilik, pilok ukuran kecil, kuas.
      Dalam pembuatan karya Kriya ini warna juga menjadi sekutu yang mengesankan bagi seniman dalam media visual.
Warna di bagi menjadi 5 tingkatan yaitu :
1.      Warna primer, warna asli ( merah, hijau dan biru ).
2.      Warna sekunder, warna percampuran ketiga warna ( ungu, kuning dan biru muda ).
3.      Warna tersier, warna percampuran antara primer dan sekunder ( Coklat sedikit kemerah-merahan ).
     Warna yang digunakan dalam pembuatan burung hantu ini menggunakan warna putih sebagai warna dasar dan warna hitam sebagai outline. Warna hitam bermakna ( aman, rendah hati, kehalusan, netral) dan warna putih ( rendah hati, suci,damai, simpel dan lemah lembut). (Rustan:72-73)

1.3 Tujuan Penciptaan        
1.      Mengasah kreatifitas kita sebagai mahasiswa Desain dalam membuat karya kriya yang bernilai estetis dan bermanfaat.
2.      Membuat sebuah inovasi baru yang berhubungan dengan seni.


1.4 Manfaat Penciptaan
1.      Dapat belajar bagaimana cara memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang yang dapat di gunakan atau bermanfaat yang memiliki nilai estetis.
2.      Menjadikan kita menjadi mahasiswa yang memiliki skill enterpreneur.
3.      Sebagai portofolio.

1.5  Desain Alternatif

a.      Desain Alternatif Sementara
 










b.      Desain Altenatif Sementara

















C.  Desain Alternatif Perbaikan
 


            1.











 


                            2.











3.
 













                        4.












5.
 

















BAB II

2.1 Proses Perwujudan
            1. Proses Sketch
           










           
           








           
           











2.       Proses Cutting
           











           
           










3.       Proses Pengecatan background












4.      Proses Melubangi Objek ( tempat kabel )











5.     
 













6.      Pemotongan Sterofom











7.      Pemasangan Rumah Lampu pada Sterofom
 













8.      Proses Pemasangan Colokan











9.      Finishing




2.2 Peralatan dan Bahan
            1. Memotong
Gunting, adalah alat potong yang paling lazim digunakan untuk memotong kertas dan bahan-bahan lainnya. Manfaat Gunting mudah digunakan, Gunting yang baik sanggup memotong kertas yang tebal, Tidak memerlukan alas potong, Ketepatan gunting dalam memotong sebuah garis lurus cukup sempurna, tergantung penglihatan orang yang menggunakan gunting tersebut.
Cutter, Bila diterjemahkan secara harafiah, "cutter" berarti pemotong. "Cutter" memiliki beragam bentuk dan ukuran, ada yang besar, sedang, dan kecil. Tapi meskipun memiliki berbagai bentuk dan ukuran, fungsi "cutter" cuma satu, yaitu memotong.
Perikertas.Com
2.    Mengecat
                 Cat besi, Alat yang di gunakan untuk mengecat benda. Misalnya besi.
Pilok Doff (putih), adalah alat untuk mengecat benda. Lazimnya pilok digunakan untuk mengecat besi, plastik dll.
3. Menggambar
Spidol, adalah alat tulis yang lazimnya digunakan untuk menggambar atau menulis. Spidol biasanya ada dua macam ada yang tebal/besar ada juga yang kecil. Tergantung kegunaan kita mau menggunakan yang mana.
4. Alat untuk mengecat
 Kuas, adalah alat melukis yang biasanya digunakan untuk mewarnai kanvas atau media lainnya yang bersinggungan dengan kuas.

2.3 Kalkulasi Biaya
No
Bahan
Harga
1
Cat Besi
Rp 4.000,-
2
Pilok
Rp 21.000,-
3
Lampu Lombok
Rp 5.000,-
Jumlah
Rp 30.000,-














2.4 Desain yang Disetujui
                


 















Bab III
PENUTUP


3.1  Penutup
            Kesimpulan
            Dari kesimpulan yang dapat di ambil dari pembuatan karya kriya Estetis
1.      Ide dan latar belakang masalh dari pembuatan karya kriya ini masih kurangnya perhatian masyarakat akan pemanfaatan barang-barang bekas yang bisa di kelolah menjadi barang-barang yang berguna.

            Saran
                        Pembuatan karya kriya estetis ini akan berguna kedepannya sebagai hiasan atau barang-barang bekas yang berguna, yang bisa di jual dan bernilai tidak hanya di pandang sampah atau barang yang tidak dapat di pakai.












DAFTAR PUSTAKA
https://yogaparta.files.wordpress.com/2008/11/karya-agus2.jpg

https://5enibudaya.files.wordpress.com/2013/04/karya-seni.jpg?w=339&h=243

https://i1.ytimg.com/vi/9l--tha9WeI/hqdefault.jpg

Perikertas.Com

Djelantik, A.A.M. 2004, Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan Arti: Bandung.

Sihombing, danton, Tipografi dalam Desain Grafis, Gramedia Putaka Utama, Jakarta, 2001.

S. Anggraini Lia, DESAIN KOMUNIKASI VISUAL, Nuansa Cendekia, Bandung, 2014

Rustan Surianto, Mendesain LOGO, PT Gramedia Putaka Utama, Jakarta, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar